KEBERAGAMAN ITU INDAH Cerpen Oleh: Keysha Ramadhani (Kelas 9 MTs)
UI. Universitas Indonesia. Universitas impian seluruh pelajar Indonesia. Ada banyak sekali mahasiswanya disana. Mungkin dari Sabang sampai Marauke ada disana. Karena disana ada beragam suku, ras, budaya, dan agama membuat para mahasiswa di sana belajar toleransi dan menghargai perbedaan.
Pada 17 Agustus kali ini, UI membuat sebuah event, yaitu para mahasiswa harus menggunakan pakaian adat dari daerah masing masing ke kampus. Selain menggunakan pakaian adat, mereka juga harus membawa tarian, makanan, alat music, ataupun senjata tradisional untuk pengambilan nilai presentasi. Banyak mahasiswa yang senang mendengar berita tentang event itu, namun ada juga beberapa dari mereka yang tidak terlalu senang mendengar berita tentang event itu. Salah satu nya Tika. Tika adalah seorang mahasiswi dari Papua. Alasan ia tak terlalu senang mendengar berita itu karena dia malu, dia takut ditertawakan oleh teman teman nya karena dia menggunakan pakaian adat dari Papua.
Tiba-tiba seorang gadis bertubuh pendek dengan jilbab hitam datang dan menepuk punggung Tika dari belakang.
’’Eh Tika! Kamu teh kenapa atuh, kok murung gitu muka nya?”
Gadis berlogat sunda itu Bernama Ayu, dia adalah sahabat Tika.
”Hmm… sa malu Ayu… sa takut di tertawakan dan dijauhi teman kerna sa pakai adat dari Papua.’’
Ucap Tika sambal menunduk.
“Buat apa malu atuh! Kita teh gak bakal ngetawain kamu kok! Kita kan disini ada beragam suku dan budaya, jadi kita teh bakal saling menghargai kok!"
Ucap Ayu berusaha untuk memotivasi Tika. Hati Tika sedikit tergerak mendengar kata kata motivasi Ayu.
”Makasih ya Ayu, sa udah ngerasa lebih percaya diri’’
Ucap Tika sambill tersenyum. Ayu menjawab dengan acungan jempol dan membalas senyuman Tika.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kampus telah di warnai dengan beragam pakaian adat yang digunakan oleh para mahasiswa. Tidak hanya menggunakan pakaian adat, tapi mereka juga membawakan tarian, makanan, alat music, dan senjata tradisional untuk dipresentasikan sebagai pengambilan nilai. Satu per satu para mahasiswa maju dan mempresentasikan apa yang mereka bawa. Setiap para mahasiswa selesai persentasi sang dosen langsung menulis nilai mereka.
Sekarang giliran Tika yang maju dan mempresentasikan di depan teman teman nya. Sebenarnya Tika sedikit gugup karena sekarang dia sedang presentasi sambil menggunakan pakaian adat Papua. Tika membawa alat music dari Papua yaitu Tifa. Tifa adalah alat music dari Papua. Tika teringat dengan perkataan Ayu semalam, hatinya kini menjadi lebih tenang. Tika pun memulai presentasi nya. Setelah selesai presentasi Tika menarik nafas dalam dalam lalu, mulai menyanyikan salah satu lagu tradisional dari Papua sambil memainkan Tifa nya. Suara merdu Tika membuat teman teman nya dan sang dosen terpukau. Saat Tika selesai bernyanyi dia di sambut dengan tepuk tangan meriah dari teman teman nya dan dari dosen nya. Sang dosen mengangguk-angguk dan menulis nilai Tika.
Karena Tika absen terakhir dan sudah waktunya istirahat, sang dosen keluar dari ruangan. Seperginya sang dosen para mahasiswa lain langsung mengerumuni Tika, Tika diserbu dengan pujian dan pertanyaan dari teman-temannya.
”Amboy! Rancak bana suaro kau Tika!”
Seru seorang lelaki yang berlogat minang.
"Tuh kan bener kata abdi! Kamu teh gak bakal di jauhin sama teman teman yang lain!”
Seru Ayu dan di sambut anggukan oleh Tika.
Hari ini menjadi hari terbaik bagi Tika. Dia merasa beruntung karena memiliki teman yang punya toleransi yang tinggi dan sangat menghargai perbedaan. Ini tidak seperti yang Tika bayangkan, bahkan lebih baik dari yang dia bayang kan. Teman teman nya tidak menjauhi nya dan malah mendekatinya. Ini menjadi 17 Agustus terbaik bagi Tika.
Note: *abdi = saya, dalam Bahasa Sunda *sa = saya,dalam Bahasa Papua *amboy! Rancak bana suaro kau Tika = aduh! Cantik banget suara kamu Tika (minang) *teh, atuh = kata tambahan yang biasa di gunakan dalam logat Sunda
Pentas Seni IPM Pondok Pesantren Agribisnis Muhammadiyah Nawawi Djamil 2025